1.200 Pemegang Saham hingga Direksi Fintech P2P Lending Raih Sertifikasi AFPI


 Federasi Fintech Permodalan Bersama Indonesia (AFPI) sudah memberi sertifikasi fintech peer to peer (P2P) lending ke 1.208 peserta yang terbagi dalam pemegang saham, komisaris dan direksi beberapa pelaksana anggota AFPI.

dampak kekurangan karbohidrat dan cara mengatasinya

Kepala Sektor Edukasi, Literasi dan Penelitian AFPI Entjik S. Djafar menjelaskan federasi lagi aktif lakukan edukasi dan literasi ke semua anggota dan warga. Dengan sertifikasi, beberapa pimpinan dan pemilik perusahaan diinginkan telah pahami ekosistem industri hingga mereka bisa memulai usahanya sesuai pasar conduct.


"Pemberian sertifikasi adalah dari peranan kehadiran AFPI untuk jalankan pemantauan dan penataan ke anggotanya supaya jalankan praktek usaha yang bertanggungjawab dan membuat perlindungan nasabah," kata Entjik diambil Senin (7/12/2020).


Entjik menambah sampai sekarang, semua pimpinan dan pemegang saham beberapa anggota AFPI sudah mendapatkan sertifikasi dan pelatihan peraturan umum fintech P2P lending. Sertifikasi ini menempel pada setiap orang, dan jadi kapabilitasnya semasing.


"Dapat disebutkan semua komisaris, direksi dan pemegang saham dari anggota AFPI sudah mendapatkan sertifikasi. Yang belum kemungkinan ialah orang baru yang masuk di perusahaan pelaksana, mereka harus mendapatkan sertifikasi," tutur Entjik.


Juru Berbicara AFPI, Andi Taufan mengakatan kecuali memberi sertifikasi untuk komisaris, direksi, dan pemegang saham, AFPI sudah sertifikasi ke 476 agent/staf desk collection, 362 tim leader/supervisor collection, 299 agent/staf konsumen servis, dan 39 tim leader/supervisor konsumen servis dari beberapa anggota AFPI. Keseluruhan yang telah mendapatkan sertifikasi dari AFPI sampai sekarang jadi 2.666 orang.


Program sertifikasi AFPI ini dikerjakan secara periodik dengan peserta dari semua pelaksana fintech P2P lending anggota AFPI. Kewenangan Layanan Keuangan (OJK) sudah memberi amanat ke AFPI jika tiap pelaksana fintech P2P lending harus mengikut training dan ujian dari AFPI lebih dulu.


AFPI ialah federasi sah yang dipilih OJK selaku partner vital berdasar surat No. S-5/D.05/2019. AFPI bekerja bersama dengan OJK dalam jalankan peranan penataan dan pemantauan beberapa pelaksana fintech P2P lending.


Kecuali sertifikasi, AFPI aktif lakukan literasi dan publikasi berkenaan fintech P2P lending ke warga terhitung mahasiswa dengan program AFPI Goes to Campus. Sampai sekarang telah dikerjakan disejumlah universitas di beberapa wilayah, dimulai dari Aceh sampai Sulawesi dan Kalimantan.


Direktur Eksekutif AFPI, Kuseryansyah menjelaskan edukasi ini diinginkan bisa menebarluaskan faedah dari fintech P2P lending terutamanya untuk warga yang belum dapat dijangkau instansi keuangan resmi dan mendidik mereka saat menentukan service fintech P2P lending yang aman dan paling dipercaya.


"Ini adalah inisatif berkepanjangan federasi dan beberapa anggota pelaksana fintech P2P lending di Indonesia untuk mengutamakan pengetahuan angkatan muda terutamanya civitas akademisa dalam berperanan nantinya selaku pimpinan dan pengontrol ekonomi di hari esok," kata Kuseryansyah.


Berdasar data OJK per September 2020, sebagian besar pemberi utang (lender) untuk fintech P2P lending adalah golongan millenial yang berumur 19-34 tahun sekitar 67,69 %. Sedang bekasnya sekitar 28,09 % warga di kelompok umur 35-54 tahun, dan bekasnya kelompok umur yang lain. Tentang hal untuk yang menerima utang (borrower), 69,83 % ialah golongan millenial, bekasnya 27,76 % usia 35-54 tahun dan bekasnya kelompok usia di bawah 19 tahun (0,76 %) dan di atas 54 tahun (1,54 %).


Kusersyansyah menambah AFPI tetap akan stabil lakukan publikasi, literasi dan edukasi ke warga terhitung perkuat industri lewat kenaikan kapabilitas beberapa pelaksana fintech P2P lending, hingga lagi menggerakkan fungsi industri untuk tingkatkan inklusi keuangan warga.


Ketua Satuan tugas Siaga Investasi Tongam L Tobing bagikan panduan ke warga yang pengin memakai layanan utang online. Berikut ada 4 panduan yang seharusnya dikerjakan warga saat sebelum pinjam uang dari fintech.


Postingan populer dari blog ini

The three candidates all promise to improve living standards, accelerate economic growth and infrastructure development, protect Indonesia’s resources against foreign exploitation and territorial sovereignty,

A human case of bird flu

ADHD in children